SATELITPOST – Fenita Adina Santoso, siswa SMA Negeri 1 Pekalongan peraih lima besar nilai UN nasional dan tertinggi di Jawa Tengah bidang IPA, menerima penghargaan sebedar Rp 6 juta dari Pemkot Pekalongan. Penghargaan diberikan langsung oleh Walikota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad didampingi Kepala Dindikpora, Agust Marhaendayana dan Kepala SMA Negeri 1 Pekalongan Sulikin di ruang kerja wali kota, Rabu (28/5). Saat menerima penghargaan tersebut, Fenita didampingi ayahnya, Binardi Santoso.
Saat menyerahkan penghargaan itu, Walikota berpesan kepada Fenita agar terus belajar agar ke depan bisa berprestasi lebih baik lagi. “Ini belum puncak. Untuk mencapai puncak, butuh dukungan orang tua dan teman-teman. Karena itu, berhati-hatilah mencari teman. Carilah teman yang bisa membuat lingkungan kondusif,” katanya.
Fenita juga diharapkan bisa bermanfaat bagi orang lain. Secara khusus, Walikota meminta agar Fenita membuat catatan kecil tentang tips keberhasilannya kemudian diberikan kepada sekolah. “Tularkan prestasi ini, bagaimana tipsnya ke semua teman agar muncul Fenita yang lain,” katanya.
Walikota juga mengatakan, prestasi yang diraih Fenita tersebut, sudah membuktikan bahwa apa yang dilakukan Dindikpora sampai ke Kepsek sudah on the track. Untuk itu, dirinya berharap pola tersebut terus dipertahankan dan bisa ditularkan ke sekolah dan anak yang lain. “Kami berharap agar ada sekolah lain yang menggarap siswa secara intensif seperti ini, di semua tingkatan,” kata dia.
Harapannya, lanjut Walikota, dengan terbentuknya pola yang demikian, maka bisa mengurangi ketergantungan anak dengan bimbingan belajar yang ada diluar. Pasalnya menurut Walikota, bimbel yang ada saat ini hanyalah penipu yang hanya menjanjikan hasil instan tanpa memberikan ilmu yang bermanfaat bagi anak-anak.
“Kalau sudah terbentuk pola seperti itu, saya yakin semua bimbel bangkrut. Mereka hanya menipu, karena hanya menjanjikan hasil instan. Padahal, di sekolah banyak guru yang berkualitas, harusnya siswa tidak usah ke bimbel jika sekolah bisa membentuk pola yang demikian,” kata dia.
Sementara itu, ayah Fenita, Binardi Santoso saat dimintai tips tentang pembinaan sang buah hati, menurutkan bahwa pada sebagai orang tua dia hanya berupaya membuat sang anak percaya kepada orang tua, kepada guru dan sekolah. Dengan begitu, maka sang anak dapat melakukan kegiatan sekolah dan melaksanakan tugas dengan senang hati.
“Kalau sudah percaya, anak akan berlajar dan skeolah dengan rasa gembira. Hasilnya akan lebih baik karena apa yang dipelajari benar-benar dikuasai dengan baik. Jika anak percaya kepada orang tua, maka apa yang disarankan orang tua juga akan dilakukan tanpa beban,” kata Binardi.
Adapun Fenita mengatakan, prestasi yang diraihnya merupakan berkat dari Tuhan dan doa orang tua. Selain itu, belajar rutin dan menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya. “Berbagi ilmu dengan teman sebaya (teman sekelas),” kata dia.
Kepsek SMAN 1, Sulikin menjelaskan, menjelang pelaksanaan UN, SMA Negeri 1 Pekalongan menerapkan sistem belajar dengan metode tutor sebaya. Di dalam satu kelas ditunjuk satu siswa untuk menjadi tutor per mata pelajaran. Dan, Fenita ditunjuk menjadi tutor untuk mata pelajaran fisika.
Meskipun menjadi tutor untuk mata pelajaran fisika, namun Fenita justru mendapat nilai 10 pada mata pelajaran matematika. Sementara fisika mendapat 9,75. Nilai lainnya Bahasa Indonesia 9,6, Bahasa Inggris 9,0, Biologi 9,5, dan kimia 9,5. Total nilai UN Fenita 57,35.
Ia tercatat sebagai peringkat kelima peraih nilai UN tertinggi bidang IPA se-Indonesia. Rencananya, Fenita akan melanjutkan ke Universitas Parahyangan dengan mengambil program studi teknik sipil. (Aulia El Hakim)