Via Radar Pekalongan
MENUNJUKKAN – Kepala KanKemenag Kabupaten Pekalongan, H A Umar saat menunjukkan sejumlah kesalahan pada salah satu buku Mapel Kurikulum 2013.
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
Hasil Telaah Kemenag Kab Pekalongan
KAJEN – Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pekalongan menemukan adanya kesalahan pada delapan buku pelajaran Kurikulum 2013 untuk MI, MTs dan MA. Kesalahan ini ditemukan setelah pihak Kemenag melakukan telaan terhadap buku-buku tersebut.
Kepala Kantor Kementerian Agama (KanKemenag) Kabupaten Pekalongan, H A Umar mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah kesalahan dalam buku pelajaran kurikulum baru pengganti KTSP itu. Buku-buku yang dinyatakan terdapat kesalahan di antaranya, Buku pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas 1 dan 4 MI, Fiqih kelas 1 dan 4 MI, SKI kelas 4 MI, Bahasa Arab kelas 1, SKI kelas 7 MTs serta buku pelajaran Al-Quran Hadits kelas 10 MTs.
“Dari hasil telaah yang kami lakukan pekan lalu, ada 8 buku yang isinya terdapat kesalahan,” ungkapnya saat ditemui Radar, kemarin (29/9)
Ia menjelaskan, beberapa kesalahan itu berupa kesalah redaksi dan kesalahan prinsipil seperti pemaknaan yang tidak tepat. “Seperti kesalahan pada buku Al-Quran Hadits kelas 10 MTs, ada kesalahan yang cukup fatal. Diantaranya penulisan ayat yang salah pada halaman 44, juga kesalahan pada halaman 52 tentang uraian ibadah yang dibagi 2 macam,” jelasnya.
Untuk Buku Bahasa Arab kelas 1, lanjut dia, ada kesalahan-kesalahan pada penempatan materi. “Menurut saya, materi Bahasa Arab yang ada dalam buku belum pas disajikan untuk anak kelas 1 MI. Misal, di dalam buku itu siswa sudah disuruh untuk menuliskan kalimat arab sambung. Materi ini belum pas untuk mereka yang seharusnya baru pada tahap pengenalan huruf arab,” terangnya.
Dikatakan Umar, pihaknya akan mengirimkan hasil telaah ini ke pusat supaya ada perbaikan pada penerbitan selanjutnya. “Rencananya, kami akan kirimkan hasil telaah ini ke Jakarta. Supaya penerbitan yang akan datang bisa lebih hati-hati dan teliti lagi,” kata dia.
Kendati didapati sejumlah kesalahan pada buku pegangan para siswa, ia memastikan, proses pembelajaran tetap berlangsung. Karena, bahan materi tidak hanya bertumpu pada satu referensi saja.
“Sejauh ini, pembelajaran tidak ada masalah. Dan sebenarnya guru-guru juga sudah tahu, masalahnya buku itu yang bawa tidak hanya guru tapi para siswa juga. Makasnya, guru-guru sudah kami kasih tahu agar bisa hati-hati,” kata Umar. (yan)
Penulis: Muhammad Hadiyan
Redaktur: Widodo Lukito
Baca Juga:
Konten Penyebab Konflik Perlu Dihindari
Buku SKI Lecehkan Makam Wali
No views yet