ALAT PENCACAH NANGKA – Madowi (55) warga Dukuh/ Desa Nyamok Rt 05 Rw 02 Kecamatan Kajen berhasil menciptakan alat pencacah buah nangka untuk pembuat megono.
TRIYONO / RADAR PEKALONGAN
KAJEN - Megono merupakan kuliner khas masyarakat Kabupaten Pekalongan. Buah nangka muda yang digunakan sebagai bahan baku bumbu megono dalam proses pembuatanya cukup memakan waktu hingga berjam-jam. Namun saat ini masyarakat tidak lagi harus berlama-lama dalam pembuatan megono. Karena, seseorang sudah berhasil menciptakan alatnya.
Adalah Madowi (55), warga asal Dukuh/ Desa Nyamok Rt 05 Rw 02 Kecamatan Kajen, yang berhasil menciptakan alat pencacah buah nangka untuk pembuatan megono.
Temuan alat dengan menggunakan bahan bekas seperti pipa besi, plat besi, dan papan kayu. Sedangkan alat penggerak menggunakan dinamo mesin jahit itu hanya membutuhkan waktu 2,5 menit atau 150 detik untuk menghasilkan 1 kilo megono siap masak. Padahal ketika menggunakan alat biasa memakan 1-2 jam dalam proses pencacahan buah nangka tersebut.
Adapun alat itu diciptakan sejak satu tahun lalu, namun baru dapat digunakan secara maksimal pada 1 Januari 2014 lalu, karena membutuhkan proses perbaikan dalam meningkatkan kualitas.
“Awal mulanya saya liat seorang pedagang nasi megono yang sedang mencacah buah nangka muda menggunakan arit. Dari situ terinspirasi untuk membuat alat tersebut. Karena kebetulan megono merupakan makanan khas warga dan pasti dengan alat ini bisa membantu mereka untuk bisa menghasilkan megono lebih banyak,” terangnya ketika ditemui di rumahnya, Jumat (28/3).
Dalam proses pembuatan alat pencacah nangka itu, diakui sudah berulangkali dilakukan perbaikan. Pasalnya, ketika ujicoba sering terjadi kerusakan dan hasil kurang maksimal. Seiring waktu, laki-laki empat anak itu mengaku setelah lima kali gagal, kini meskipun alat digunakan berulang kali tidak mengalami kendala walaupuan ia terus melakukan inovasi-inovasi baru dalam penciptaan alat itu.
“Kalau dihitung-hitung dalam pembuatan alat ini hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 70 ribu, itupun untuk pembelian alat penggerak dinamo dari mesin jahit dengan 120 watt. Adapun barang bekas lainnya kalau diuangkan hanya Rp 80 ribu, jadi untuk keseluruhan hanya membutuhkan uang Rp 150 ribu,” lanjutnya.
Adanya ciptaan alat itu, pria yang kesehariannya sebagai tukang kayu mengaku hingga saat ini sudah banyak yang melakukan pemesanan. Namun ia belum bisa memenuhi permintaan. Bahkan hingga saat ini ia mengaku sudah memiliki inspirasi untuk menciptakan alat baru berupa mesin pembuat batu bata merah.
“Tidak hanya alat pencacah nangka, saya juga rencana akan membuat alat pembuat batu bata merah dengan mesin,” tambah Madowi.
Sementara Kabid Litbang Bappeda Kabupaten Pekalongan, Ihlas Ananda, menyatakan, dengan adanya penciptaan alat pencacah buah nangka itu oleh Madowi warga Dukuh/ Desa Nyamok, Kecamatan Kajen, pihaknya terus melakukan pembinaan. Dengan begitu akan mampu memotivasi masyarakat Kabupaten Pekalongan dalam berinovasi untuk segala bidang.
“Ciptaan itu akan kita ikutkan lomba dalam berbagai hasil karya masyarakat untuk lebih dikenal oleh kalangan luas,” imbuhnya.
Selain memberikan pembinaan, dalam setahun sekali pihaknya menggelar lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) tingkat Kabupaten Pekalongan. Yakni dengan peserta yang mampu membuat inovasi ciptaan alat-alat, baik bahan baku dari daur ulang ataupun baru yang mampu memiliki nilai lebih. Dengan acara itu maka mampu menampung kreasi-kreasi hasil masyarakat yang nantinya pemenang akan mendapatkan uang pembinaan trophy dan mewakili ketingkat propinsi.
“Belum lama ini juga dilaksanakan lomba kreanova yang diikuti oleh delapan peserta.”
Adapun tim penilai Krenova diantaranya dari Bappeda, Statistik, Penelitian dan Pengembangan Bappeda, Kabag Hukum, Kabag Humas, Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM, Kabid Pemerintahan dan Sosbud Bappeda, Kabid Perekonomian Bappeda, Dosen UNIKAL, Instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) Dinsosnakertrans dan Dosen Politeknik Muhammadiyah Pekalongan ini melakukan penilaian dengan beberapa kriteria dan indikator penilaian tertentu. (adv/yon)
(Penulis :TRIYONO & Redaktur : Widodo Lukito)