Via Radar Pekalongan
ANTRI – Warga RT 4 dan RT 5, RW 5 Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel, tengah mengantri untuk mendapatkan air bersih yang merupakan program bantuan dari Rumah Zakat, Sabtu (27/9).
MUHAMMAD ARIF PRAYOGA / RADAR PEKALONGAN
KENDAL – Memasuki musim kemarau, banyak daerah di kabupaten Kendal yang mengalami kekeringan. Rumah Zakat melalui Relawan Inspirasi menyisir wilayah di kabupaten Kendal yang mengalami kekeringan. Mereka memberikan bantuan air bersih dari ke berbagai daerah yang belum tersentuh.
Relawan Inspirasi Rumah Zakat Kabupaten Kendal, Arif fajar Hidayat, mengatakan, sebagai langkah awal droping air bersih, mulai Sabtu (27/9), Rumah Zakat mensuplai di daerah RT 4 dan RT 5, RW 5 Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel.
Bantuan berupa droping 3 tangki air bersih yang disalurkan kepada 110 KK di 2 RT tersebut. “Bantuan akan disalurkan ke Dukuh Kampir Selatan, dengan jadwal sementara 3 hari sekali selama seminggu,” bebernya.
Kabupaten Kendal termasuk salah satu wilayah yang rawan bencana kekeringan. Berdasarkan laporan dan pemetaan langsung ke lapangan, ternyata ada beberapa daerah yang belum terpetakan sebagai daerah kekeringan. “Pemetaan yang kami lakukan berdasarkan informasi dari masyarakat dan pemberitaan di media massa,” ujarnya.
Droping air bersih difokuskan ke titik-titik masyarakat komunal terkecil (RT), yang belum tersentuh program pemerintah. “Kami fokuskan pada daerah yang mungkin kelewatan atau yang benar-benar membutuhkan penanganan secepatnya,” ungkapnya.
Untuk pengadaan air bersih, Rumah Zakat berkerjasama dengan pihak swasta, menjalin komunikasi dengan pihak PDAM Kendal, tetapi karena armada terbatas sehingga sulit untuk mengatur jadwalnya. Apalagi PDAM saat ini bertanggungjawab atas suplai air bersih untuk 14 desa yang mengalami kekeringan. “Untuk mengatasi darurat kekeringan, tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Kami dari Rumah Zakat sebagai lembaga sosial dan kemanusiaan merasa terpanggil untuk berperan serta mengatasi bencana ini,” imbuhnya.
Seorang warga, Yusuf, mengungkapkan, untuk kebutuhan air minum warga membuat belik, namun ternyata saat ini belik yang ada sudah mulai berkurang debitnya. Untuk memunculkan airnya, warga terpaksa menggali sampai sedalam 1 meter.
Kualitas air bersih dari belik sendiri juga belum teruji kesehataannya. Yusuf menambahkan, meskipun air PDAM sudah masuk jaringannya, masyarakat tidak mampu untuk memasangnya. “jaringannya lebih mahal daripada jaringan Pansimas yang berada di dukuh sebelah. Bantuan air bersih ini, sangat membantu ketersediaan air minum bagi 2 RT di wilayah kami,” terangnya. (yog)
Penulis: Muhammad Arif Prayoga
Redaktur: Widodo Lukito
Baca Juga:
Sumur Warga Mulai Mengering
Kering, BPBD Droping Air Bersih ke Pekuncen
No views yet