RAWAN MACET-Jalur Pantura Wiradesa depan Pasar Tradisional Wiradesa sebagai salah satu tempat rawan macet ketika memasuki arus mudik-balik Lebaran.
TRIYONO / RADAR PEKALONGAN
PEKALONGAN – Pasar Tradisional Wiradesa kini menjadi fokus pengamanan ketika memasuki arus mudik-balik Lebaran 1435 Hijriyah mendatang. Pasalnya, kawasan itu menjadi pusat kemacetan di Central Jalur Nasional Pantura. Bahkan berdasarkan data Korlantas Mabes Polri, masuk renging kedua di Indonesia.
Penyebab kemacetan sendiri selain karena adanya pasar tumpah juga ditambah beberapa hal lainnya. Diantaranya belum adanya jembatan penyeberangan, lalulalang pejalan kaki ketika akan ke pasar, pedagang berjualan di trotoar dan perkir kendaraan angkutan barang atau penumpang berhenti sembarangan.
Apalagi pemudik tahun 2014 ini, diprediksi volume pemudik akan lebih meningkat baik yang menggunakan kendaraan pribadi atau sepeda motor. Sedangkan jalan jalur Pantura tidak ada penambahan ruas jalan, melainkan hanya perbaikan atau peningkatan.
Untuk mengantisipasi kemacetan di pasar Wiradesa, kini Satlantas Polres Pekalongan akan menempatkan pos pengamanan, pemasangan barikade, menentukan titik penyeberangan massal. Selain itu, juga membuat barikade pembatas untuk pedagang kaki lima, serta pengaturan parkir becak dan dokar selama h-7 dan h + 7 tidak boleh masuk jalur pantura Wiradesa.
“Untuk itu pusat pengamanan pada arus mudik difokuskan di Pasar Wiradesa. Karena tempat tersebut merupakan central nasional jalur Pantura, dan memiliki permasalah yang komplek setelah Tol Pejagan Brebes,” terang Kasatlantas Polres Pekalongan, AKP Arie Trestiawan ketika Paparan dalam rapat Lintas Sektoral di Aula Mapolres setempat.
Adapun tempat-tempat yang perlu dilakukan penyiagaan petugas, diantaranya tempat persimpangan, masjid, tempat keramaian, rest area, rumah makan dan SPBU. Untuk persimpangan yakni terdapat di simpang empat Gumawang, simpang tiga BRI Wiradesa, simpang tiga timur IBC. Antisipasi yang dilakukan yakni, mendirikan sub pos pengamanan Gumawang dan BRI Wiradesa, menutup dengan barikade pada simpang empat Gumawang dan menempatkan personil pada lokasi persimpangan.
“Antisipasi terjadinya kemacetan kami telah menyiapkan jalur alternatif baik ke arah utara seperti Rembun-Siwalan-Rowoyoso-Wonokerto-Api-Api-Mayangan tembus BRI Wiradesa ataupun jalur alternatif selatan yaitu Pait-Sragi-Bojong-Kedungwuni- Warungasem Batang atau Ponolawen Kota Pekalongan,” lanjutnya.
Kapolres Pekalongan AKBP Fajar Budiyanto mengatakan, pengamanan Lebaran memiliki berbagai kendala yang kompleks. Hal tersebut terlihat dari, selain adanya kebutuhan masyarakat yang meningkat, angka kriminalitas juga meningkat.
Kondisi ini juga diperparah dengan adanya jumlah kendaraan yang meningkat, tanpa dibarengi penambahan jalan. Ini sangat mengkhawatirkan. Untuk mengantisipasinya, perlu adanya dukungan dan komitmen semua pihak, agar berjalan dengan aman dan tertib.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Pekalongan, Muhlisin menambahkan untuk mendukung kelancaran lalulintas sudah dilakukan survey ke lokasi Jalur Alternatif. Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan sarana prasarana berupa rambu penunjuk jalan sejumlah 65 titik, barikade 32 buah, TL 6 titik, Cermin Tikung 12 buah, guaadrail 56 beam,uinbcone 210 buah.
“Kami melibatkan 78 perseonil yang tersebar di beberapa titik,” imbuh Muhlisin. (yon)
(Penulis: Triyono & Redaktur: Doni Widyo)
Faktor Kemacetan
1. Lalulalang Penyeberang Jalan
2. Belum Ada Jembatan Penyeberangan
3. Parkir Angkutan/ truk Depan Pasar
4. Pedagang Gunakan Trotoar Jalan
5. Keluar Masuk Kendaraan dari Pertigaan
6. Adanya Traffic Light di Bagian Timur dan Barat Jakar Dekat
7. Kendaraan Memutar Arah
No views yet