Suwondo
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
KAJEN – Kasus baru tuberculosis (Tb) di Kabupaten Pekalongan mencapai 927 kasus di tahun 2013. Sementara, seseorang dengan gejala atau tanda-tanda TB (suspek TB) mencapai 8040 orang.
Hal itu dibenarkan Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan, Suwondo, kemarin. Kata dia, kasus baru TB paru yang digolongkan sebagai Basil Tahan Asam (BTA) mancapai 963 orang dengan CDR 103,6 persen. “Kasus kambuh mencapai 24 orang, kasus BTA (-) Ro (+) 273 orang, kasus TB ekstra paru 37 orang dan kasus TB anak 45 anak,” jelasnya.
“Penyakit TB dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Dan juga dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani,” tambahnya.
Dijelaskan, Penyakit tuberculosis atau yang sering dikenal TBC, adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Sementara, lanjutnya, di tahun 2014, suspek TB terdeteksi ada 7 kasus, bukan TB MDR 2 kasus. Sedang 5 kasus di antaranya sudah terdeteksi confirm TB MDR. “Sudah ada 3 pasien yang berobat, 1 kasus sudah sembuh, sementara 1 lainnya putus ditengah jalan atau dropout (DO),” tambahnya.
“TB MDR merupakan kasus TB yang sudah resisten terhadap 2 komponen obat utama TB lini pertama,” katanya. Dikatakan, faktor risiko TB MDR berdasarkan data tahun 2010, 2011 dan 2012 di Kabupaten Pekalongan mencapai 63 kasus. “Untuk upaya yang telah dilakukan dalam penanganan kasus TB di Kabupaten Pekalongan ini, dengan anggaran dari APBD II, Dinkes telah melakukan fasilitasi Penemuan Kasus TB (Mencukupi Logistik), fasilitasi Pengendalian Kasus TB MDR (Programmatic Management of Drug Resistance Tuberculosis/ PMDT) dan Pertemuan bagi pengelola program dalam rangka monitoring penemuan,” ungkapnya.
“Selain itu, sosialisasi TB bagi Paramedis Puskesmas untuk membantu penemuan kasus TB juga terus kami lakukan,” imbuh Suwondo.
Sementara, sambungnya, strategi untuk menekan angka TB terus dilakukan. Seperti, menggalang kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk penjaringan suspek TB di masyarakat, semua Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dalam Pengendalian Penyakit TB mulai dari Penemuan, Tatalaksana sampai Pengobatan harus menggunakan strategi DOTS. (yan)