PELATIHAN – Suasana Pelatihan PAKEM untuk Guru SD/MI Mitra Usaid Prioritas di Gedung Pemuda Kajen, Sabtu (22/2).
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
KAJEN – Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan, bekerjasama dengan USAID PRIORITAS menyelenggarakan program peningkatan mutu pembelajaran dan manajemen di 2 Kecamatan setempat, yakni di Kecamatan Kajen dan Kedungwuni, Sabtu (22/2) kemarin. Sedikitnya 300 tenaga pendidik mengikuti program tersebut. Kegiatan ini juga salah satu upaya mempercepat implementasi kurikulum 2013 di Kabupaten Pekalongan.
Dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Drs Umaidi MSi, menyatakan, kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter dan pendidikan kreatifitas melalui proses pembelajarandengan metode Scientifik. “Metode ini, sejalan dengan pendekatan pembelajaran CTL (contectual teaching learning) dan PAKEM yang diterapkan USAID PRIORITAS. Ini merupakan bagian integral dari Kurikulum 2013,” kata Umaidi.
Karena itu, ia berharap, Program tersebut dapat mempercepat keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Pekalongan. “Diharapkan guru, kepala Sekolah/Madrasah serta komite yang dilatih menjadi motor PERUBAHAN di Pekalongan, dapat mewujudkan hal itu,” ujarnya.
“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya,” ungkapnya di depan para peserta yang mengikuti program tersebut, di SMKN 1 Kedungwuni.
Hal sama juga diungkapkan Kabid Dikdas Dindikbud Kabupaten Pekalongan, Drs Rissa Sumarstyanto MPd saat memberi sambutan di Gedung Pemuda Kajen, dalam kegiatan dan waktu yang sama.
Sementara, Perwakilan USAID PRIORITAS, Saiful Huda mengatakan, dalam kegiatan ini, guru, kepala sekolah dan komite dari 24 SD/MI dan SMP/MTs, akan dilatih praktik yang aik dalam pembelajaran dan managemen selama tiga hari secara beruntun. Yakni, mulai tanggal 22 Februari hingga pertengahan bulan Maret mendatang. “Training ini dilaksanakan di Gedung Pemuda Kajen untuk SD/MI, dan di SMKN 1 Kedungwuni untuk SMP/MTs,” ungkap Huda.
“Training ini juga difasilitasi dengan teknik belajar aktif, dimana peserta training diajak bereksplorasi secara partisipatif tentang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan) untuk SD/MI, dan Pembelaran Kontekstual untuk SMP/MTs,” terangnya.
Selama training, sambungnya, guru dan kepala sekolah diajak untuk memahami dan mempraktikkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah. Mereka juga dituntut untuk dapat memanfaatkan beragam sumber belajar yang tersedia di dalam dan sekitar sekolah serta sudut baca, menyusun alternatif pengaturan tempat duduk siswa, membuat pajangan karya siswa yang baik dan mengidentifikasi pemanfaatannya sebagai sumber belajar, serta memilih topik pembelajaran. “Khusus untuk kepala Sekolah dan Komite diajak untuk memperdalam materi perencanaan dan pengelolaan Sekolah/Madrasah yang bersifat partisipatif, transparan dan akuntable,” pungkasnya. (yan)