SATELITPOST - Sepanjang tahun 2013, ekspor ikan hias Indonesia mencapai 20.743.200 Dollar AS. Namun, saat ini Indonesia masih berada di peringkat lima negara pengekspor ikan hias dunia, di bawah Singapura, Spanyol, Jepang dan Malaysia.
Menurut Direktur Pengembangan Produk Non Konsumsi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Maman Hermawan, potensi ikan hias Indonesia sangat besar. Indonesia, kata dia, merupakan negara megabiodiversity kedua setelah Brazil. “Rumahnya ratusan ikan hias yang sangat eksotis, ” kata dia.
4.552 ikan dari jumlah 32.400 ikan hias dunia berada di Indonesia, tersebar di 18 provinsi.“Mengapa Singapura menempati peringkat pertama negara pengekspor ikan hias dunia, padahal 67 persen ikan yang diperdagangkan Singapura berasal dari Indonesia?” katanya saat menjadi narasumber dalam Semiloka Nasional Industrialisasi Ikan Hias sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Lokal yang diselenggarakan Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan (Unikal) di Aula Gedung C Unikal, Kamis (22/5).
Menurut dia, kemasan ikan hias Singapura lebih bagus dan ada kepercayaan dari negara-negara yang menjadi pangsa pasar ekspor ikan hias Singapura terhadap kualitas ikan hias Singapura. “Adanya trust bahwa produk ikan hias Singapura, pasti kualitasnya bagus,” kata Maman Hermawan.
Dijelaskan Maman, pada tahun 2012, volume ekspor ikan hias Indonesia tercatat 5.164.259 kilogram, dengan nilai ekspor mencapai 21.015.310 Dollar AS. Sementara pada tahun 2013, ekspor ikan hias Indonesia mencapai 5.164.259 kilogram, dengan nilai ekspor 20.743.200 Dollar AS.
Distribusi ekspor ikan hias Indonesia yakni Hongkong, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Malaysia, Inggris, China, Asia lainnya, Jerman dan Australia.perdagangan ikan hias Indonesia tercatat 21.015.310 Dollar AS. Sementara Singapura mencapai 61.867.495 Dolar AS.
Pakar Ikan Hias dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Fajar Basuki menambahkan, ikan hias merupakan komoditas yang berpotensi besar untuk dipertahankan menjadi komoditas unggulan. Namun, perlu perbaikan genetik untuk mempertahankan mutu ikan hias.
Sementara itu, Eksportir Ikan Hias asal Bogor, Peni Syanti mengatakan, ada beberapa masalah yang dihadapi eksportir ikan hias. Di antaranya kurang menguasai teknologi, tidak mempunyai database tentang jenis ikan, ukuran dan jumlah ikan yang diekspor dari Indonesia. “Selain itu, penerbangan dari Indonesia masih banyak yang transit, cargo belum kompetitif, serta usaha ini dianggap sebagai usaha dengan risiko tinggi. Sehingga sulit berhubungan dengan lembaga keuangan untuk mendapatkan modal,” katanya. (Aulia El Hakim)