PekalonganID news - Daya tahan baterai dalam sebuah perangkat mobile memiliki keterbatasan. Untuk itulah muncul adanya perangkat penyimpan daya untuk memasok energi ke ponsel yang dayanya melemah.
Saat ini, sudah muncul banyak pilihan perangkat penyimpan daya. Namun umumnya, perangkat pengisi itu butuh waktu sekitar sejam guna mengisi daya baterai hingga penuh.
Dengan mobilitas pengguna yang kian tinggi, pengisi daya yang cepat tak pelak menjadi sebuah kebutuhan. Untuk itu, melansir
Daily Mail, Senin 26 Mei 2014, peneliti Nanomaterial and Energy Devices Laboratory, Vanderbilt University, Amerika Serikat kemudian mengembangkan teknologi pengisi daya yang mampu memasok daya perangkat hanya dalam semenit.
Materi teknologi itu disebut supercapasitor. Teknologi ini terbuat dari lapisan tipis yang memiliki ion bermuatan listrik. Material yang dikembangkan peneliti bernama Cary Pint dan Andrew Westover itu mengambil cara yang berbeda dengan teknologi baterai yang sudah ada pada umumnya. Baterai saat ini menyimpan listrik melalui proses reaksi kimia.
"Perangkat ini untuk pertama kalinya menunjukkan kemungkinan menciptakan material yang bisa menyimpan dan melepaskan listrik dalam jumlah yang signifikan," jelas Pint.
Dampaknya, supercapasitor dapat menyimpan listrik lebih banyak dibanding teknologi baterai biasa. Disebutkan, supercapasitor dapat menyimpan energi 10 kali lebih besar dari baterai lithium-ion yang ada saat ini. Tak seperti baterai biasa yang hanya bertahan dalam ribuan siklus, supercapasitor mampu bertahan dalam jutaan siklus.
Dengan kemampuan penyimpanan sebesar itu membuat supercapasitor bisa diterapkan di luar baterai, bisa digunakan pada dinding sebuah bangunan, sasis mobil hingga kendaraan dirgantara.
"Pengukuran performa baterai itu berubah saat Anda memasukkan penyimpanan energi ke material berat. Ini cocok untuk aplikasi struktural," jelas Pint.
Supercapasitor bekerja dengan lapisan yang terdiri atas elektroda silikon yang telah diolah secara kimia. Desain itu mengakibatkan material memiliki pori-pori skala nano. Kemudian, material dilapisi dengan lapisan karbon yang super tipis.
Di antara dua elektroda terdapat lapisan tipis polimer yang berfungsi memuat ion. Fungsi itu mirip dengan elektrolit pada baterai. Saat elektroda ditekan bersama-sama, maka polimer merembes ke dalam pori-pori material untuk kemudian membentuk ikatan mekanik yang sangat kuat.
Dalam makalah pada jurnal Nano Letters, Pint dan Westover melaporkan struktur baru supercapasitor beroperasi dengan sempurna dalam menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Sementara itu, material ini berjalan pada standar tekanan hingga 44 psi dan percepatan getaran lebih dari 80 g. Dengan modal kekuatan itu, meski bentuknya sangat kecil, material supercapasitor mampu membawa beban sebuah laptop berat. (art)