PANEN – Populasi hama tikus di Kecamatan Kesesi cukup mengurangi hasil panen petani di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
KESESI – Sejumlah petani Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan mengeluhkan keberadaan hama tikus yang merusak hasil panen mereka. Padahal, 90 persen warga desa Kwasen bergantung pada mata pencaharian petani. Akibat hama yang menggerogoti tanaman ini, petani sering mengalami gagal panen. Bahkan, terakhir ada sekitar 30 hektar sawah di Desa Kwasen diserang oleh hama tikus.
Salah seorang warga setempat, Sumarto mengatakan, sekitar 90 persen dari jumlah warga Desa Kwasen berprofesi sebagai petani.
Namun, beberapa tahapan panen, petani di desa ini dirundung hama tikus.
“Seluas 30 hektar sawah di desa kami diserang hama tikus. Ini masih menjadi permasalahan di desa kami yang mayoritas petani,” keluhnya di depan Bupati Pekalongan dalam acara dialog usai tarawih bersama di Masjid Darusalam Desa Kwasen Kecamatan Kesesi, Senin (21/7) malam.
Padahal, kata dia, berbagai cara sudah dilakukan untuk menekan populasi tikus di sawah warga, termasuk upaya melakukan gropyokan. Tapi, hal itu tidak mampu menekan populasi tikus yang bersarang di persawahan. “Oleh karena itu, kami berharap bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan, agar masalah ini bisa segera diatasi,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Pekalongan, H Amat Antono meminta dinas terkait agar bisa menangani permasalahan tersebut, menggunakan metode memagari sawah dengan fiber. Metode ini sudah diterapkan di Kecamatan Sragi dan hasilnya cukup efektif.
“Kemarin, Kabupaten Pekalongan dapat bantuan pagar fiber untuk sawah seluas sekitar 20 hektar, hasilnya dapat menurunkan serangan hama tikus, dari semula yang mencapai 60% tanaman dimakan tikus menurun menjadi 2,5 persen – 5 persen yang dimakan tikus,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pekalongan Soemarno mengatakan, metode penanganan hama tikus dengan pemasangan fiber cukup efektif. Seperti yang telah dilakukan pada persawahan di Desa Krasakageng dan Ketanonageng Kecamatan Sragi. “Tingkat kerusakan tanaman akibat hama tikus yang semula mencapai 60 persen, menjadi 5 persen saja,” terangnya.
Untuk mengatasi permasalahan di Desa Kwasen itu, ia mengatakan, pemerintah telah mengajukan surat kepada kementrian pertanian agar bantuan semacam itu bisa segera diterima ke para petani. (yan)
(Penulis: Muhammad Hadiyan & Redaktur: Widodo Lukito)
No views yet