MENGHADIRKAN – Peserta diklat Kurikulum 2013 di Gedung Dakwah Kajen, Jumat lalu, menghadirkan instruktur nasional dan LPMP Jateng.
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
KAJEN – Ratusan guru di Kabupaten Pekalongan mengikuti diklat kurikulum 2013, akhir pekan kemarin. Diklat ini bertujuan untuk mempersiapkan guru dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013 yang akan diterapkan di tahun ajaran baru ini.
Ketua Tim Pengembang Kurikulum 2013 Kabupaten Pekalongan, Rissa Sumarstyanto mengatakan, sebanyak 600 peserta diklat kurikulum 2013 untuk SD. Mereka terdiri dari kepsek sebagai guru dan guru. Kegiatan dilaksanakan di tiga tempat, yakni SD 2 Pekiringanalit Kajen, SD 1 Legokkalong Karanganyar dan SD 1 Pekuncen Wiradesa.
“Dalam diklat ini, kami melibatkan 30 instruktur nasional dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah,” ujarnya.
Sementara untuk diklat kurikulum 2013 tahap ketiga (terakhir) tingkat SMP digelar di SMP 1 Sragi selama 5 hari, yakni mulai tanggal 2 hingga 6 Juli 2013. Pesertanya dari guru mapel Penjaskes, SBK, Prakarya dan BK.
Sementara, di hari yang sama, juga dilaksanakan diklat serupa di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kajen.
“Untuk tingkat SMP, diklat ini adalah diklat tahap ketiga dan yang terakhir,” katanya.
Dijelaskan, dalam diklat tersebut, para peserta diberi penjelasan proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik pada pembelajaran SD, dan pendekatan scientific pada pembelajaran di tingkat SMP. Oleh karena itu, kata dia, diklat ini penting diikuti oleh tenaga pendidik agar mampu menguasai konsep pembelajaran di dalam kurikulum 2013.
“Dalam kurikulum ini, penilaiannya pun berbeda, yakni menggunakan penilaian otentik. Penilaian ini, adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa,” jelasnya.
Selain itu, dalam kurikulum ini, diarahkan agar murid lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, berdiskusi serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi, baik antar siswa maupun dengan gurunya.
Guru juga harus menjadi fasilitator yang baik dalam pembelajaran di kelas. “Menjadi fasilitator itu lebih berat. Karena guru dituntuk menjadi narasumber yang luar biasa dan menguasai materi seutuhnya,” terangnya.
“Memang secara fisik, berperan sebagai fasilitator guru menjadi tidak banyak bicara, tapi harus punya konsep sesuai dengan tema yang dibahas,” pungkasnya. (yan)
(Penulis: Muhammad Hadiyan & Redaktur: Widodo Lukito)
No views yet