Nur Kwaitin.
MESKI tinggal di dataran tinggi Desa Plumbon Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, tak membuat Nur Kwaitin patah semangat mengikuti perkuliahan di kampus yang berada di Kota Pekalongan. Ya, meski menolak untuk ngekos, tak ia pernah terlambat berangkat ke kampus.
Gadis kelahiran 4 Februari 1991 ini, memang dikenal di kalangan teman-temannya dengan kedisiplinannya. “Saya kalau berangkat dari rumah ke kampus memakan waktu satu setengah jam. Alhamdulillah, sejauh ini tak pernah terlambat,” katanya.
Bahkan, di bulan Ramadan ini, ia mengaku, masih sering melaju dari rumah ke kampus untuk keperluan administrasi. Padahal, jalan di daerah tempat tinggalnya masih dalam kondisi kurang baik. “Asal hati-hati saja, kita pasti bisa,” ungkapnya.
Ia mengatakan, perempuan tidak harus lemah dalam menghadapi kenyataan. Jika jalan yang ditempuh memang terjal, kenapa harus takut dan menyerah. “Perempuan memiliki kekuatan yang seharusnya tidak patut dianggap lemah. Jadi, saya mencoba menunjukkan bahwa perempuan juga bisa berjuang untuk meraih cita-cita, meski medan yang dilalui tidak mudah,” jelasnya. (yan)
(Penulis: Muhammad Hadiyan & Redaktur: Widodo Lukito)
No views yet