dr Lestari Santosa
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
KAJEN – Meski mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2013 masih relatif tinggi. Berdasar data dari Dinas Kesehatan setempat, kasus kematian ibu melahirkan di tahun 2013 mencapai 29 jiwa atau 184 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, target MDGs secara Nasional di tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian Ibu hingga 102 per 100.000 kelahiran hidup. Rencananya, untuk menekan kasus kematian saat melahirkan, di tahun 2014 ini pihak Dinkes akan meningkatkan fasilitas persalinan di setiap puskesmas.
Hal itu dinyatakan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Pekalongan, dr Lestari Santosa, saat dijumpai Radar, kemarin. Ia mengatakan, angka kematian ibu di tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012, yakni dari 31 kasus menjadi 29 kasus. “Kendati mengalami penurunan, jumlah itu masih tergolong tinggi jika melihat target MDGs Nasional di tahun 2015,” tutur Lestari.
Oleh karena itu, untuk menekan angka kematia ibu ini, pihaknya akan meningkatkan fasulitas persalinan di setiap tempat pelayanan kesehatan masyarakat. “Tahun 2014, kami memprogramkan untuk pengadaan fasilitas persalinan di setiap puskesmas se-Kabupaten Pekalongan,” ungkapnya.
“Akhir Maret ini, saya harap semua ibu hamil sudah bisa melakukan persalinan di setiap puskesmas yang ada,” imbuhnya.
Tujuan dari program tersebut, lanjutnya, selain untuk meningkatkan fasilitas kesehatan, program ini juga diharapkan dapat menekan AKI di Kabupaten Pekalongan. “Sebenarnya, peningkatan pelayanan kesehatan telah kami lakukan, baik melalui persalinan oleh tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan,” jelasnya.
Akan tetapi, menurutnya, intervensi yang dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan maupun fasilitas dalam proses persalinan, tidak serta merta mampu menurunkan AKI. Faktanya, pendidikan ibu, kondisi geografis maupun kultur budaya masih menjadi permasalahan. “Masih banyak ibu yang belum tahu langkah yang harus ia lakukan saat hamil, seperti pemeriksaan rutin di bidan desa, rumah sakit atau puskesmas. Kehamilan muda juga masih banyak ditemukan di Kabupaten Pekalongan. Hal ini tentu bisa membahayakan keselamatan sang ibu saat melahirkan,” terangnya.
“Dan harus diketahui, 10 hingga 15 persen kelahiran, itu berisiko kematian,” tambahnya.
Selain itu, sambungnya, sebagian ibu hamil masih merasa nyaman melakukan persalinan di rumah sendiri, dengan memanggil bidan desa maupun dukun beranak. Padahal, proses persalinan lebih aman dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti puskesmas. “Karena, di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit maupun BKD, alat-alatnya lebih lengkap,” pungkasnya. (yan)
(Penulis: Muhammad Hadiyan & Redaktur: Widodo Lukito)