EKSPRESI – Berbagai ekspresi ditampakkan oleh para peserta saat melakukan pentas drama seni tradisional.
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
Beragam seni budaya tradisional ditampilkan para peserta Seleksi Pertunjukan Rakyat tahap awal tingkat Jawa Tengah tahun 2014, kemarin. Pertunjukan itu, seolah mengingatkan kembali akan kekayaan budaya bangsa ini. Seperti apa?
Muhammad hadiyan, Pekalongan
MESKI hujan mengguyur daratan Kajen Pekalongan, Selasa (25/3) kemarin, pesona klasik nan menarik tetap diperagakan peserta Seleksi Pertunjukan Rakyat tahap awal tingkat Jawa Tengah tahun 2014. Pelaksanaan seleksi yang digelar di Gedung Pemuda Kajen tersebut, dihadiri ratusan penonton dari guru kesenian di sekolah sekitar Kota Santri beserta para muridnya.
Bak kembali mengingatkan pada generasi muda akan kekayaan budaya negeri ini, para peserta yang mewakili empat Kabupaten itu begitu maksimal menampilkan seni tradisional. Alunan musik gamelan dan tarian serta canda para peserta menambah kemeriahan di arena pentas. Suara tangga nada slendro dan pelog khas gamelan jawa, kembali mengingatkan bahwa tak hanya nada “do re mi fa sol la si do” yang ada di dunia ini. Para peserta dari Kabupaten yang mewakili Batang, Purbalingga, Pekalongan dan Purworejo itu memperjelas, tentang kekayaan seni budaya Nusantara.
Salah satu panitia pelaksana, Fatrudin SIP mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka keikutsertaan Jawa Tengah dalam Pekan Informasi Nasional (PIN) tahun 2014. “Untuk di Jateng sendiri, pelaksanaannya terbagi menjadi 3 tahap. Yakni, di Blora, Temanggung dan Kabupaten Pekalongan,” terangnya.
Ia menjelaskan, pelaksana kegiatan ini adalah Dishubkominfo Provinsi Jateng dan pengurus Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Mitra) serta Dishubkominfo Kabupaten Pekalongan. “Pertunjukan yang ditampilkan adalah seni tradisi. Para peserta yang mengikuti seleksi ini adalah Kabupaten yang sudah membentuk FK Mitra,” tandasnya.
Dengan tema Kebangkitan Nasional, ia menuturkan, kegiatan ini memiliki tujuan untuk penegakkan 4 pilar kebangsaan. Ini adalah bentuk apresiasi seni budaya tradisional. Selain itu, juga sebagai upaya melestarikan budaya lokal yang hampir punah di negeri ini. “Mengingat di era globalisasi, sudah banyak masyarakat yang melupakan seni tradisional Indonesia. Harapannya, dengan adanya kegiatan ini, kembali rakyak mengingatnya.
Menurutnya, mereka yang tampil dalam seleksi ini adalah seniman-seniman tradisional terbaik. Dari yang terbaik itu, akan dipilih oleh dewan juri untuk mewakili Jawa Tengah ke pentas Nasional. “Semua peserta adalah yang terbaik, mereka yang tidak lolos untuk mewakili, bukan berarti tidak baik,” tambahnya.
Bupati Pekalongan, H Amat Antono juga menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan seni tersebut. Bupati berharap, pergelaran tersebut dapat mengapresiasi pertunjukan rakyat yang dapat dinikmati sebagai pertunjukan seni yang menghibur. “Karena, dalam kegiatan ini mengandung nilai kebangsaan dan muatan informasi yang mencerdaskan serta pendidikan kepada masyarakat,” ungkap Antono. (*)
(Penulis :MUHAMMAD HADIYAN & Redaktur : Widodo Lukito)