Rahmat Gunadi
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
Sebuah kebanggaan bagi Kabupaten Pekalongan, lantaran Pagilaran masuk dalam 100 besar penghasil devisa terbesar se Indonesia. Masuk dalam urutan ke 92, Paninggaran dengan potensi teh terbaiknya, berhasil merambah ke pasar internasional.
Hal itu dinyatakan Direktur PT Pagilaran Unit Produksi Kaliboja Kecamatan Pagilaran, Rahmat Gunadi. Kata dia, kebun teh yang diproduksi mendapatkan sertifikat Rainforest Alliance (RA). Standar RA inilah yang membuat produksi teh asal paninggaran diterima di pasar internasional. “PT Pagilaran menghasilkan teh dengan kualitas baik, dan berhasil diekspor ke seluruh dunia. 40 hingga 60 persen produksi masuk pasar Amerika dan Eropa,” jelasnya.
“Indonesia kini menjadi negara suplier teh ke enam se dunia. Suplier teh terbesar berasal dari Kenya disusul India, Cina, Srilangka dan Turki,” tambahnya.
Pada tahun 2008, lanjut dia, pihaknya mendapat nominasi perusahaan global. Untuk PT Pagilaran, per hari mampu memproduksi sekitar 35 ton teh, atau 4-5.000 ton teh kering per tahunnya. Luas lahan yang mencapai 1.113,8 hektar itu, setiap harinya diisi oleh 2.500 pekerja selama 7 jam memetik pucuk dan teh. “Semua pekerja yang memetik pucuk dan teh memakai kondom sebagai sarung tangan. Karena, dengan kondom bisa dirasakan puduk daun yang layak dipetik atau tidak,” kata Gunadi.
Selain itu, ia menambahkan, dengan PT Pagilaran bersama Solidaridad juga turut membantu Reference Group on tea (NRG) guna mengembangkan pertehan nasional, termasuk membangun pasar lokal. “Bersama NRG dan Solidaridad inilah, PT Pagilaran melaunching Sistem Sertifikat Lestari,” pungkasnya. (yan)
(Penulis :MUHAMMAD HADIYAN & Redaktur : Widodo Lukito)