dr Lestari Santosa
MUHAMMAD HADIYAN / RADAR PEKALONGAN
KAJEN - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan, asupan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi di Kota Santri masih rendah. Yakni baru mencapai 30 persen saja. Padahal, target nasional untuk cakupan ASI yaitu 80 persen.
Hal itu dibenarkan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Pekalongan, dr Lestari Santosa saat ditemui Radar, Jumat (21/3). Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI kepada bayi masih rendah. Padahal, bayi akan mengalami pertumbuhan yang optimal, jika hanya diberikan ASI dari usia 0-6 bulan,” kata Lestari.
“Setelah itu, tetap diberikan ASI hingga usia 2 tahun dengan disertai makanan pendamping ASI,” imbuhnya.
Ia menuturkan, maraknya kematian bayi di Indonesia, termasuk Kabupaten Pekalongan, selain disebabkan karena gizi tidak terpenuhi, juga dikarenakan kurangnya asupan ASI. Pasalnya, di usia bayi, sistem pencernaan belum sempurna, dan kekebalan tubuh pun belum maksimal. Sehingga, jika diberi asupan selain ASI, bisa menyebabkan infeksi besar. “Pemberian makanan lain selain ASI, saat bayi dapat menyebabkan diare. Hal ini bisa menyebabkan kematian bayi,” ungkapnya.
“Di Kabupaten Pekalongan, pada tahun 2013 angka kematian bayi (AKB) mencapai 174 kasus,” tambahnya.
Dijelaskan, masyarakat juga perlu tahu, dengan diberikannya ASI kepada bayi, dapat meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh pada bayi. Selain itu, kandungan kolostrum pada cairan pra susu yang bewarna kekuningan, terdapat banyaknya vitamin dan mineral yang sangat penting bagi perkembangan serta pertumbuhan sang bayi itu sendiri. “Jadi ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, dan tak bisa dibuat oleh pabrik susu manapun,” ujarnya.
Maka, sambungnya, bayi yang diberikan ASI cukup, relatif lebih sehat dibanding yang tidak. Tumbuh kembang otak bayi, juga ditentukan oleh tercukupinya ASI pada saat bayi. “Pada saat usia di bawah 6 bulan, merupakan golden period (masa emas) tumbuh kembangnya. Kualitas perkembangan generasi kita, juga tergantung pada asupan makanan pada saat bayi,” pungkasnya. (yan)
(Penulis :MUHAMMAD HADIYAN & Redaktur : Widodo Lukito)